Oleh : Yasin Agung Sahodo
Difraksi adalah penyebaran gelombang,
contohnya cahaya,
karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang
semakin besar. Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena gelombang,
apakah bunyi, atau cahaya dimana muka-muka gelombangnya dibelokkan. Peristiwa
difraksi dapat dijelaskan melalui prinsip Huygens yaitu : setiap titik dari
muka-muka gelombang yang tidak
terganggu, pada saat tertentu bertindak
sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan
sumber primer). Sehingga muka-muka gelombang tersebut salin bersuperposisi dan
menyebabkan peristiwa difraksi. Fenomena difraksi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Pola gelap
terang menunjukkan difraksi cahaya
Efek lain dar difraksi
adalah penempatan pelenturan gelombang bersesuaian dengan lebar celah sempit
dan panjang gelombang. Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan
dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang
cukup besar.
Secara sederhana
hubungan matematis difraksi adalah :
Berdasarkan
efek difraksi terhadap panjang gelombang, maka di buat kisi difraksi yaitu
celah smpit dengan jumlah yang sangat banyak dalam orde ribuan celah per inch.
Kisi difraksi memiliki sifat dasar
difraksi pada celah tunggal. Akan tetapi, karena jumlahnya yang banyak
dan di kenai cahaya tertentu, maka mengakibatkan cahaya berbelok bersuperposisi
dan dapat di lihat hanya pada pengelompokkan superposisi maksimum dari
masing-masing gelombang penyusun cahaya. Cahaya polikromatik yang diarahkan
pada kisi difraksi akan menyebabkan cahaya poliromatik terpisah menjadi
beberapa cahaya monokromatik bergantung pada komposisi gelombang cahaya
penyusun cahaya polikromatik.
Pemanfaatan
difraksi adalah untuk mendapatkan sumber gelombang cahaya tunggal dengan
panjang gelombang tertentu yang berasal dari cahaya polikromatik. Cahaya monokromatik yang dihasilkan cukup
mudah prosesnya dibandingkan dengan mendapatkan cahaya monokromatik menggunakan
LASER. Akan tetapi, untuk mendapatkan nilai panjang gelombang yang di dapatkan
dari cahaya monokromatik hasil difraksi cukup rumit sehingga di gunakan alat
monokromator.
Monokromator
adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi). Penggunaan monokromator adalah menentukan pengukuran spektrum
frekuensi sumber cahaya, dan hasil cahaya yang didapatkan dapat dimanfaatkan
untuk pengolahan citra, spektroskopi, penentuan quantum effeciency sel surya,
spektrum arbsobsi suatu bahan uji, dan sebagainya.
Komponen
utama monokromator terdiri dari sumber cahaya polikoromatik yang dapat di
ganti-ganti jenisnya, beberapa cermin sebagai pemanjang lintasan cahaya
terdifraksi, kisi difraksi dan pengendalinya.
Gambar 1. Struktur
dasar monokromator
Monokromator memerlukan
pengendali kisi difraksi yang sangat sensitif terhadap perubahan gelombang (
cahaya monokromatik ) yang dikeluarkan pada celah keluaran ( exit slit ).
Gambar 2. Kisi difraksi
pada monokromator
Pengendali
monokroamtor tersebut dapat dikendalikan menggunakan mikrokontroler yang
merespon perubahan sudut putar kisi difraksi. Pada prinsipnya, untuk mengubah
keluaran gelombang pada monokromator di gunakan pemutaran sudut kisi difraksi
karena hal ini berkaitan dengan persamaan 1 di atas.
Pemutaran
sudut pada kisi difraksi dilakukan menggunakan motor yang diatur menggunakan
mikrokontroler dan terkalibrasi hubungan antara putaran sudut dengan nilai
panjang gelombang yang dikeluarkan.
Bagan mikrokontroler
secara umum yaitu :
Gambar 3. bagan
mikrokontroler
Pemutar yang umum
digunakan adalah motor stepper, akan tetapi pada perancangan sistem ini
digunakan motor DC yang dimodifikasi sistem geraknya seperti gambar di bawah :
Gambar 4. Bentuk motor
DC pada monokromator
Pemanfaatan perancangan
kendali untuk memperbaiki sistem gerak monokromator yang rusak, yaitu
monokromator produk SPEK M 301, sehingga sistem kerja kendali motor sesuai
dengan rangkaian alat pada monokromator tersebut.
Motor DC yang dikendalikan setiap di beri sinyal masukan
tegangan akan membuat kisi difraksi terputar dan menimbulkan keluaran panjang
gelombang yang berbeda-beda. Arah putar motor DC akan memberikan efek arah
putar kisi dirfaksi, motor dengan sinyal masukan + akan memutar kisi difraksi
serah jarum dan sinyal masukan – akan memutar kisi difraksi berlawanan jarum
jam. Sinyal masukan untuk memutar di sesuakan dengan inputan pengatur berupa
sensor perubahan sudut kisi difraksi yang memiliki informasi mengenai keluaran
panjang gelombang pada output slit.
Sensor yang
digunakan berupa sensor yang memberikan respon perubahan resistansi akibat
perputaran sudut, yang secara prinsip mirip dengan Starin Gauge. Perbedaannya
Strain Gauge memberikan informasi resistansi di tampilkan pada display
pengukuran, sedangkan untuk sensor pada kisi difraksi untuk mengeluarkan dispay
panjang gelombang dan kenadi sinyal motor DC. Gambar penanaman sensor adalah
sebagai berikut :
Gambar 5.Perancangan
Sistem Sensor gerak monokromator
Respon
sinyal dari sensor perubahan resistansi akan di olah menggunakan jembatan
wheatstone dan op amp, sehingga keluaran berupa tegangan yang di konversi oleh
ADC dan mengatur kerja mikrokontroler. Perubahan resistan di di tunjukkan oleh
perubahan besar perbandingan nilai
dengan rumusan perubahan resistansi adalah
. Perincian mengenai
sistem kerja pengendali putaran kisi difraksi sesuai flowchart berikut :
Gambar 6. Flowchart
perangakaian sistem instrumentasi
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Isi Komentar Tulisan Ini. Terima Kasih